Tinggalkan komentar

Kantong Plastik

Beberapa hari yang lalu, saya ke toko yang menyediakan es batu. maklum, dirumah belum ada kulkas. Persediaan daging yang saya dapatkan pada hari qurban, cukup banyak. Jika tak segera di dinginkan, tentu saja akan mengeluarkan aroma yang tak sedap.

Sampai ke toko, saya langsung membuka obrolan transaksi. “mbak, ada es batu tidak?” kata saya. “oh, ada. Pesan berapa?” timpalnya sembari membuka pintu kulkasnya. “cukup tiga saja mbak” saya menimpali kembali. transaksi berjalan dengan mulus. Hanya saja, ada yang kurang. Ya, es batu ini butuh wadah.

“ada kantong plastik tidak?” saya melanjutkan perkataan. “tak ada” sahutnya dengan singkat seraya mengggeleng-gelengkan kepala. Lah, apa benar begitu? tak mungkin jugalah toko ini tak ada kantong plastiknya. Aduh, tega nian sih sama ambo. Ya sudahlah sabar saja. Bukankah kita sering mendapatkan nasehat seperti ini: “jika kamu di hadapkan dengan suatu masalah, solusi terbaik ada sabar”. Betul apa betul?

Dau hari selanjutnya, saya kembali lagi ke toko itu. Sebenarnya niat saya untuk kembali kesana kembali, sudah tak ada gairah. Namun berhubung lokasinya tak jauh dari rumah, ya aya-aya waelah. Jumlah es batu yang saya beli kali ini, cukup 2 saja. Karena, stok dagingnya sudah tak terlalu banyak.

Usai melakukan transaksi, Iseng saja, saya meminta kantong plastik. Maklum, sekarang yang melayani saya, orangnya berbeda. Apa jadi? Alhamdulillah, ia memberikan juga plastik buat saya. duh, sungguh mulia sekali hatinya. “terima kasih” kata saya dengan semangat sambil meninggalkan tokoya, Lalu berdoa: “ Ya Allah, Semoga para pedagang sekarang dan yang akan datang, memiliki hati yang mulia dan melayani pelanggannya dengan tulus dan ikhlas, amien”.

Jumardi Salam

Samarinda, 22 Oktober 2013

Tinggalkan komentar